Dukung Pertumbuhan Bisnis, Direksi PTPN I Kunjungi Regional 7
Kunjungan kerja ini bermaksud untuk meninjau aset yang dikelola oleh PTPN I Regional 7 dan melakukan perancangan strategi untuk mengoptimalkan aset Regional 7 sehingga harapannya dapat memberikan nilai tambah bagi Perusahaan.
Kegiatan dimulai dengan kunjungan ke site tambang batu di PT Optima Nusa Tujuh, dilanjutkan ke Afdeling III Kebun Bergen Kawasan Pantai Rio, Kawasan Industri Lampung (KAIL), serta meninjau kebun karet dan pabrik pengolahan karet unit Kedaton.
“Untuk membangun hubungan yang kuat antar Regional di bawah naungan PTPN 1, Kami percaya bahwa degnan kolaborasi yang erat akan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan bisnis dan pencapaian tujuan perusahaan,” ujar Teddy.
Membuat laba perusahaan itu tidak sulit, dua saja yakni pemasaran dan produksi. Berapa laba kotor yang disumbangkan oleh karyawan, itulah produktivitas.
Bila masing-masing sudah bertekad, maka untung kita akan besar. Ini merupakan pekerjaan yang tidak mudah bila dilakukan dengan biasa-biasa saja. Tapi bila dilakukan dengan semangat kebersamaan, soliditas antar karyawan Regional 7 serta inovasi membuat pencapaian ini akan menjadi mudah.
Sementara Direktur Pemasaran dan Aset Manajemen Landi Rizaldi Mangaweang pada kesempatan itu mengungkapkan, dalam program restrukturisasi PTPN membutuhkan inovasi dan optimalisasi lahan. Kita butuh cashflow dan tambahan dana untuk menyehatkan perusahaan.
Bila PTPN melakukan restrukturisasi nantinya akan menjadi perusahaan yang sangat kuat, bahkan menjadi perusahaan perkebunan yang sehat. Kebijakan dari pemegang saham untuk divestasi asset memiliki aturan yang ketat sesuai dengan good corporate govermance (GCG) dan complience harus 100 persen terlaksana.
Saya senang setiap kunjungan ke Regional, masing-masing Regional memiliki inovasi dalam optimalisasi asset. Perusahaan perkebunan dengan inovasi bisnis perkebunan sangat mudah untuk menjadi perusahaan yang besar.
Sementara Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, Doni P. Gandamihardja dalam arahannya meminta kepada seluruh karyawan berkomitmen untuk solid dan Bersatu, tidak ada lagi yang mengatakan kami PTPN VII, semuanya harus berSATU.
“Kelebihan di PTPN lain merupakan kelebihan PTPN VII dan kekurangan di PTPN lain juga merupakan kekurangan PTPN VII. Kita semua dalam satu kesatuan, bila ada kesulitan di regional lain, itu juga kesulitan kita, sehingga kita saling menguatkan, ”katanya.
Perusahaan kita ini merupakan BUMN yang harus memberikan keuntungan. Dan keuntungan ini bisa didapat dengan melakukan efisiensi dan meningkatkan produktivitas. Dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki perusahaan.
Dalam kunjungan ke anak Perusahaan PT ONT diterima langsung oleh Direktur PT ONT Arif Syaifudin Zuhri. Pada kesempatan itu, Arif menjelaskan luasan lokasi areal usaha Pertambangan yang dikelola PT ONT seluas 30 Ha, yang memiliki cadangan volume Batu Basalt berdasarkan hasil survey pada area seluas 18,21 ha sebanyak 25,12 juta ton.
Lokasi Pertambangan PT. ONT cukup strategis yang berada di tepi pantai dan berjarak sekitar 5-6 Km dari jalan Lintas Sumatera, dekat pintu masuk Tol Sidomulyo (50 meter) dan berada di Desa Bulok, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan. Jarak Lokasi ke Bakauheni sekitar 50 Km dan keTarahan / Panjang sekitar 40 Km.
Sejak tahun 2019, PT ONT bermitra dengan PT Halo Tambang Berjaya (PT HTB) dengan melakukan eksplorasi menghasilkan produk batu split 1-2, batu split 2-3, screening, abu batu dan batu boulder.
Perjalanan dilanjutkan peninjauan di Kebun Kedaton Afdeling 3. Di sini rombongan menerima paparan potensi produksi yang ada di Afdeling 3.
Rombongan juga berkunjung ke lahan Kail di Afdeling I Unit Kedaton. Di Kail ini asset milik PTPN I Regional 7 masih ditanami dengan tanaman penyangga pangan, jagung dan singkong.
Dihari pertama, kunjungan berakhir dengan peninjauan pabrik. Rombongan meninjau dari awal proses hingga penyimpanan karet yang baru jadi di pabrik. Rombongan diberikan paparan oleh Manager Unit Kedaton Yessi Plofesi. Rombongan juga berkesempatan meninjau kamar asap yang dimiliki unit Kedaton yang sudah berinovasi. (*)